Sering terlihat di media sosial teman-teman kita yang kerap "memamerkan" dan "bangga" dengan kesibukannya.
Contohnya antara lain:
"Hari ini mesti ke 5 tempat hap hap"
Ada juga yang membuat status: "Tugas yang ini belum selesai dateng lagi 3 tugas -_-"
Atau pasti pernah ada teman kita yang membanggakan kalau tadi malam dia hanya tidur dua jam. Mereka bukan mengeluh tetapi malah bangga dengan fakta tersebut. Kenapa orang-orang malah berperilaku irasional seperti itu? Menurut Greg McKeown dalam artikelnya "Why We Humblebrag About Being Busy", orang-orang menunjukkan kesibukan mereka karena menurut mereka hal tersebut adalah cerminan dari orang sukses dan penting. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjalani kesibukan.
Tidak ada yang salah juga dengan keinginan menjadi orang sukses dan penting. Simpul besarnya adalah apakah kesibukan yang kita jalani ini akan membawa kita ke arah tujuan utama kita?
Jangan-jangan selama ini kita hanya berputar-putar terjebak dalam labirin kesibukan yang tidak membawa kita ke mana-mana? Pokoknya asal sibuk saja, biar bisa dipamerkan, dan menunjukkan citra kalau kita orang sukses dan penting yang sibuk sekali. Masih dari Greg, dia menganjurkan agar kita tidak terjebak dalam kesibukan. Kita disarankan menjadi orang-orang yang disebutnya sebagai essentialists.
Orang-orang tipe ini merancang kehidupan mereka untuk fokus pada hal-hal yang penting saja dan mengeliminasi hal-hal lainnya yang tidak penting. Lalu bagaimana caranya menjadi seorang essentialist?
Berikut empat langkahnya:
1. Berhenti sejenak dan retrospeksi apa yang penting dalam hidup kita. Sinonim lainnya adalah istilah tuma'ninah dan muhasabah.
2. Rest well to excel. Istirahat yang cukup untuk melaju kencang. Badan capek membuat aktivitas yang kita lakukan menjadi tidak efektif.
3. Buat tanggal kadaluwarsa untuk setiap kegiatan. Setelah sukses melakukan sesuatu, rayakan sebentar, jadikan memori, lalu move on ke kegiatan selanjutnya.
4. Berani katakan "tidak" pada tawaran kesempatan yang datang ke kita, walau kesempatan tersebut tampak sangat bagus dan sayang untuk dilewatkan.
Menolak kesempatan yang datang mungkin berlawanan dengan intuisi.
Tetapi, hanya karena kita diajak melakukan sesuatu, bukan berarti kita harus melakukannya juga. Selain itu, jika kita tetap melakukannya, kita tidak akan punya waktu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan untuk menginvestasikan waktu kita.
Jangan sampai, ketika puluhan tahun kemudian kita menengok kembali kegiatan kita yang lalu, kita justru terperanjat dengan kebodohan kita sendiri –stres, capek, sibuk, waktu istirahat hilang, tapi tidak membawa kita ke mana-mana karena kita hanya berpikir untuk menyibukkan diri. Jadi kini kita punya dua pilihan.
Menjadi orang yang terjebak dalam 'gelembung' kesibukan atau menjadi seorang essentialist dan mendapatkan apa yang paling penting dalam hidup kita yang berharga ini.
Semoga Menginspirasi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar